Michael Hartono (US$ 23,6 Miliar)
Michael Hartono merupakan kakak kandung dari R. Budi Hartono. Ia juga mewarisi perusahaan rokok Djarum dari sang ayah.
Selain mengembangkan bisnis keluarga, Michael juga menjadi pemilik saham terbesar di BCA. Tak hanya itu, dia juga mempunyai perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dengan luas sekitar 65.000 hektar.
Robert Budi Hartono (US$ 24,6 Miliar)
Konglomerat yang satu ini adalah anak dari Oei Wie Gwan, orang yang pertama kali membangun perusahaan rokok Djarum di Indonesia.
Setelah kepergian sang ayah, Robert bersama saudaranya, Michael, mewarisi perusahaan dan mulai mengekspor produk tembakau pada 1972.
Ia memperkenalkan merek rokok pertamanya, Djarum Super, pada 1981. Selain itu, Robert juga merupakan pemilik dari salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (US$ 4,2 Miliar)
Orang terkaya di Indonesia Juli 2024 selanjutnya adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono. Dia adalah pengusaha yang sumber kekayaannya berasal dari Harita Group.
Itu merupakan konglomerasi yang bergerak di berbagai bidang industri. Mulai dari properti, perkebunan kelapa sawit, pertambangan nikel dan bauksit, kilang penyulingan alumina, batu bara, hingga jasa ekspedisi.
Disclaimer: Data "Orang Terkaya di Indonesia Juli 2024" diambil pada situs Forbes - Real Time Billionaires tanggal 17 Juli 2024 pukul 14.38 WIB. Pada saat berita ini ditulis, Hermanto Tanoko berada di posisi kedua. Apabila ada data yang tidak sama, kemungkinan terjadi pergeseran karena informasi bersifat real time.
Dato' Sri Tahir dan Keluarga - US$5,4 miliar
Dato' Sri Tahir yang lahir hanya dengan nama Tahir adalah pendiri grup Mayapada, dengan kekayaan mencapai US$5,4 miliar.
Tahun ini dia dan keluarga masuk dalam 10besar orang terkaya di Indonesia, seorang konglomerat yang bergerak di bidang perbankan, perawatan kesehatan, dan real estat.
Dia sekeluarga menjadi pemilik saham di Bank Mayapada dan Maha Properti Indonesia yang terdaftar di bursa saham.
Dia juga memiliki properti di Singapura, termasuk melalui perusahaan properti MYP yang terdaftar di bursa saham.
Low Tuck Kwong - US$24 miliar
Punya kekayaan US$24 miliar, Low Tuck Kwong merupakan seorang pengusaha asal Singapura yang sudah resmi menjadi warga negara Indonesia pada 1992.
Dia adalah pendiri perusahaan batu bara Bayan Resources. Selain dari Bayan, dia juga merupakan pengendali Metis Energi, sebuah perusahaan energi terbarukan di Singapura.
Melalui perusahaannya SEAX Global, Low juga menjadi sosok di balik sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Prajogo Pangestu - U$$75,4 miliar
Prajogo Pangestu merupakan orang terkaya di Indonesia yang memiliki kekayaan bersih secara pribadi sebesar US$75,4 miliar atau sekitar Rp1.171 triliun.
Dia memulai bisnisnya di industri kayu pada 1970-an sebelum akhirnya merambah ke sektor petrokimia dengan mengakuisisi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan bisnis batu bara melalui PT Petrindo Jaya Kreasi.
Lewat perusahaannya tersebut, kekayaannya meningkat dari US$5,3 miliar pada 2023 hingga mencapai US$75,4 miliar saat ini.
R. Budi Hartono - US$26,9 miliar
Robert Budi Hartono menjadi orang terkaya kedua di Indonesia dengan US$26,9 miliar. Dia adalah pemilik Djarum, sebuah perusahaan rokok ternama di Indonesia yang diwarisi dari ayahnya, Oei Wie Gwan.
Bersama saudaranya Michael yang merupakan orang terkaya ketiga di Tanah Air, Robert mulai mengekspor produk tembakau pada 1972. Dia kemudian meluncurkan merek rokok pertamanya, Djarum Super, pada 1981.
Selain berkiprah di industri rokok, Robert juga merupakan pemilik salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Sri Prakash Lohia - US$8 miliar
Sri Prakash Lohia adalah pendiri perusahaan manufaktur benang pintal, Indorama Corporation. Dia mengembangkan usahanya ke sektor petrokimia dengan memproduksi berbagai produk, antara lain bahan baku tekstil, sarung tangan medis, dan pupuk.
Aset konglomerat Indonesia keturunan India ini mengalami tren penurunan, dengan kekayaan Sri Prakash membukukan defisit US$49 juta pada akhir Agustus sehingga kekayaannya mencapai US$8 miliar.
Agoes Projosasmito - US$7,6 miliar
Agoes Projosasmito adalah presiden komisaris Amman Mineral Internasional, perusahaan pertambangan tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia.
Kekayaannya diperoleh daru kepemilikan saham minoritas di perusahaan tersebut, yang go public di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2023 dengan IPO senilai US$710 juta.
Sebagai veteran bankir investasi, Agoes juga memiliki saham di perusahaan minyak dan gas Indonesia Medco Energi Internasional dan penambang batu bara Bumi Resources. Dengan itu, kekayannya kini mencapai US$7,6 miliar.
Chairul Tanjung (US$ 4,9 Miliar)
Konglomerat yang satu ini merupakan pemilik perusahaan konglomerasi CT Corp. Ini adalah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan dengan sektor bisnis yang berbeda-beda.
Beberapa perusahaan Chairul Tanjung adalah Trans Corp, Bank Mega, hingga CT Global Resources.
Selain sebagai pengusaha, Chairul Tanjung juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia periode 2014.